Dana otsus 40 trilyun Rakyat Masih Kelaparan
Peristiwa yang serupa
terjadi di distrik semenage, Kabupaten Yahokimo Provinsi Papua.
Dimana 61 orang meninggal karena sakit peristiwa ini terjadi
semenjak bulan. 15 Januari -30 Maret 2013. Penyebab kematiannya
karena di serang berbagai penyakit seperti, sesak napas, menceret,
sakit uluhati,cacingan,badan bengkak-bengkak dan jantung bengkak.
Berdasarkan hasil
penilitian selama kunjungan pastoral di distrik segema, Tokoh Gereja
pastor John Jonga dan Dorkas Kosay,mengatakan bahwa di
kampung-kampung, terdapat banyak anak-anak dan Ibu-ibu yang sakit.
Mereka tidak mendapatkan pelayanan medis dari petugas kesehatan
karena tidak ada tenaga kesehatan di puskes pembantu.Hanya seorang
kader (pembantu mantri dan bidan) yang berada di tempat,ia pun tak
bisa berbuat banyak karena bukan bidan yang mengikuti sekolah
formaldan kalaupun bidan ada mereka kebanyakan berada di kota.Tidak
ada penyediaan obat-obatan, obata yang tersediapun berhamburan di
lantai puskesmas pembantu.fakta di lapangan ini berbeda dengan data
dari dinas kesehatan Kabupaten Yahokimo.menurut pemerintah terdapat
sebuah puskesmas pembantu dengan 5 orang petugas kesehatan (3 orang
perawat dan dua orang bidan) di Distrik Semenage.
(http://www.yahukimokab.co.id)
pada tahun 2009. Kasus kematian warga akibat penyakit kekurangan
pangan dan gizi buruk di kabupaten Yahukimo pernah terjadi sebelumnya
pada tahun 2005 dan 2009,dalam peristiwa itu 220 orang meninggal
dunia. Selain di kabupaten Yahukimo, wabah kolera dan muntaber
terjadi pada bulan juli tahun 2008 di Kabupaten Dogiyai: menurut
laporan komisi keadilan dan perdamaian sinode Kingmi Papua, sebanyak
239 Masyarakat Dogiyai telah meninggal dunia akibat wabah kelera dan
muntaber yang terjadi antara bulan April – Juli tahun itu. Korban
terdiri anak-anak, remaja dan orang tua dewasa. Dalam situwasi itu,
perhatian pemerintah sangat lambat dan saling lempar tanggung jawab
antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
Pada 4 Desember 2007.
Sebayak 21 orang warga kampung Dumadama dan Ugimba kabupaten paniai
papua meninnggal dunia akibat kelaparan. Korban 21 orang itu terdiri
dari 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan dan 12 lainya
anak-anak. Tokoh masyarakat Adat setempat, Maxsimus Tipagau,
mengatakan kelaparan terjadi karena gagal panen , dimana musim es
menghancurkan tanaman masyarakat. Tidak ada bantuan dari Pemerintah
Kabupaten Paniai. Dan mereka meminta bantuan dari PT. Freeport.
Tetapi itu pun tidak di respon, Dumadama berada di Wilayah konsesi
Freeport
Beberapa kasus kelaparan,
kekurangan gisi dan wabah diare dan kolera yang telah di sebut di
atas merupakan potret terkecil dari dunia kesehatan di tahan papua.
Pemerintah lari dari tanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik
kepada masyarakat untuk memenuhi hak warga atas kesehatan, pangan dan
hak hidup merupakan kewajiban pemerintah tetapi selama ini pemerintah
mengabaikan kewajibannya.
jumlah 1798 orang dan
papua barat sebanyak 2074 orang. Selain itu,kemiskinan struktural pun
melilit warga papua.
Penggunaan uang otonomi
khusus tidak sesuai kebutuhan dasar masyrakat tetapi di gunakan
sesuai keinginan penguasa.Bidang kesehatan ini merupakan salah satu
program prioritas yang diamanat dalam paket otsus papua.penegasan di
bidang kesehatan di rumuskan dalam pasal 39 yang “mewajibkan”
pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit
epidemik atau penyakit yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
penduduk papua.Amanat itu tidak di laksakan selama 10 tahun
inplementasi otonomi khusus di tanah papua.tidak ada kemajuan yang
berarti dalam bidang kesehatan.
Berdasarkan fakta-fakta
pengabaian hak-hak masyarakat papua terutama dalam peneguhan pangan
dan pelayanan kesehatan,Nasional Papua Solidarity (NAPAS) yayasan
pusaka,IHCS dan Kontras mendesak kepada pemerintah untuk
memperhatikan dan melaksakan kewajibannya memenuhi hak masyarakat
atas pelayanan kesehatan (tenaga medis,dokter dan bidan)memperbanyak
rumah sakit puskesmas dan puskesmas pembantu sampai di daerah-daerah
terpencil di seluruh pelosok tanah papua.juga harus di berikan sanksi
tegas termaksut pemecatan terhadap para petugas yang sering
meninggalkan tugas dan lebih senang tinggal kota.karena kegagalan
program otsus tersebut wajarbila penolakan terjadi atas rencana
memperlakukan otonomi plus di tengah kebijakan otonomi khusus yang
carut-marut dan pendekatan UP4B yang gagal menyejahterakan rakyat.
Sumber: NAPAS
Obat Jantung koroner alami
ReplyDeleteObat penyakit gagal ginjal
Obat asam lambung alami
Obat TBC alami
vig power capsule
Obat kolesterol Tinggi
Obat asam urat alami