TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI ALAMAT ENDY TIGER MA BLOG

78

di larang curi di sini JIKA MAU KOMENTAR DI BAWAH KOLOM KOMENTAR ADA PILIHAN NAH NANTI BERI KOMENTAR SEBAGAI (anonymous) SUPAYA KOMENTAR KAMU BISA TERTAMPIL....ITU CARA BAGI YANG MASUK TIDAK MELALUI EMAILdi larang curi di sini

Saturday, August 24, 2013

KELAPARAN DI YAHOKIMO


 Dana otsus 40 trilyun Rakyat Masih Kelaparan



Peristiwa yang serupa terjadi di distrik semenage, Kabupaten Yahokimo Provinsi Papua. Dimana 61 orang meninggal karena sakit peristiwa ini terjadi semenjak bulan. 15 Januari -30 Maret 2013. Penyebab kematiannya karena di serang berbagai penyakit seperti, sesak napas, menceret, sakit uluhati,cacingan,badan bengkak-bengkak dan jantung bengkak.
Berdasarkan hasil penilitian selama kunjungan pastoral di distrik segema, Tokoh Gereja pastor John Jonga dan Dorkas Kosay,mengatakan bahwa di kampung-kampung, terdapat banyak anak-anak dan Ibu-ibu yang sakit. Mereka tidak mendapatkan pelayanan medis dari petugas kesehatan karena tidak ada tenaga kesehatan di puskes pembantu.Hanya seorang kader (pembantu mantri dan bidan) yang berada di tempat,ia pun tak bisa berbuat banyak karena bukan bidan yang mengikuti sekolah formaldan kalaupun bidan ada mereka kebanyakan berada di kota.Tidak ada penyediaan obat-obatan, obata yang tersediapun berhamburan di lantai puskesmas pembantu.fakta di lapangan ini berbeda dengan data dari dinas kesehatan Kabupaten Yahokimo.menurut pemerintah terdapat sebuah puskesmas pembantu dengan 5 orang petugas kesehatan (3 orang perawat dan dua orang bidan) di Distrik Semenage. (http://www.yahukimokab.co.id) pada tahun 2009. Kasus kematian warga akibat penyakit kekurangan pangan dan gizi buruk di kabupaten Yahukimo pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2005 dan 2009,dalam peristiwa itu 220 orang meninggal dunia. Selain di kabupaten Yahukimo, wabah kolera dan muntaber terjadi pada bulan juli tahun 2008 di Kabupaten Dogiyai: menurut laporan komisi keadilan dan perdamaian sinode Kingmi Papua, sebanyak 239 Masyarakat Dogiyai telah meninggal dunia akibat wabah kelera dan muntaber yang terjadi antara bulan April – Juli tahun itu. Korban terdiri anak-anak, remaja dan orang tua dewasa. Dalam situwasi itu, perhatian pemerintah sangat lambat dan saling lempar tanggung jawab antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
Pada 4 Desember 2007. Sebayak 21 orang warga kampung Dumadama dan Ugimba kabupaten paniai papua meninnggal dunia akibat kelaparan. Korban 21 orang itu terdiri dari 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan dan 12 lainya anak-anak. Tokoh masyarakat Adat setempat, Maxsimus Tipagau, mengatakan kelaparan terjadi karena gagal panen , dimana musim es menghancurkan tanaman masyarakat. Tidak ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Paniai. Dan mereka meminta bantuan dari PT. Freeport. Tetapi itu pun tidak di respon, Dumadama berada di Wilayah konsesi Freeport
Beberapa kasus kelaparan, kekurangan gisi dan wabah diare dan kolera yang telah di sebut di atas merupakan potret terkecil dari dunia kesehatan di tahan papua. Pemerintah lari dari tanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat untuk memenuhi hak warga atas kesehatan, pangan dan hak hidup merupakan kewajiban pemerintah tetapi selama ini pemerintah mengabaikan kewajibannya.
 jumlah 1798 orang dan papua barat sebanyak 2074 orang. Selain itu,kemiskinan struktural pun melilit warga papua.
Penggunaan uang otonomi khusus tidak sesuai kebutuhan dasar masyrakat tetapi di gunakan sesuai keinginan penguasa.Bidang kesehatan ini merupakan salah satu program prioritas yang diamanat dalam paket otsus papua.penegasan di bidang kesehatan di rumuskan dalam pasal 39 yang “mewajibkan” pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit epidemik atau penyakit yang dapat membahayakan kelangsungan hidup penduduk papua.Amanat itu tidak di laksakan selama 10 tahun inplementasi otonomi khusus di tanah papua.tidak ada kemajuan yang berarti dalam bidang kesehatan.
Berdasarkan fakta-fakta pengabaian hak-hak masyarakat papua terutama dalam peneguhan pangan dan pelayanan kesehatan,Nasional Papua Solidarity (NAPAS) yayasan pusaka,IHCS dan Kontras mendesak kepada pemerintah untuk memperhatikan dan melaksakan kewajibannya memenuhi hak masyarakat atas pelayanan kesehatan (tenaga medis,dokter dan bidan)memperbanyak rumah sakit puskesmas dan puskesmas pembantu sampai di daerah-daerah terpencil di seluruh pelosok tanah papua.juga harus di berikan sanksi tegas termaksut pemecatan terhadap para petugas yang sering meninggalkan tugas dan lebih senang tinggal kota.karena kegagalan program otsus tersebut wajarbila penolakan terjadi atas rencana memperlakukan otonomi plus di tengah kebijakan otonomi khusus yang carut-marut dan pendekatan UP4B yang gagal menyejahterakan rakyat.

Sumber: NAPAS
»»  baca selanjutnya...

DANA OTSUS 40 TRILYUN RAKYAT MASIH KELAPARAN


Penggunaan uang otonomi khusus tidak sesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat tetapi di gunakan sesuai keinginan penguasa

 
Dana yang melimpah belum tentu jatuh untuk kepentingan rakyat.Dengan dana otonomi khusus (otsus) di papua dan papua barat sebesar rp 40 trilyun dari tahun 2012sampai 2013 seharusnya papua paling depan pemenuhan hak-hak dasar masyarakatnya.Tapi kenyataan bicara lain. Dari bumi papua kita mendapat fakta kelaparan,gizi buruk dan kematian di Distrik Kwor Kabupaten Tambrauw Provinsi papua barat serta 6 distrik Samenage kabupaten yahukimo.
Kucuran dana otsus sejumlah rp 40 trilyun ini tidak termaksut dana tambahan infrastruktur dari pemerintah pusat.Jumlah uang lebih dari pada jumlah penduduk hanya 2 juta orang.Dalam undang-undang otsus (UU No 21 tahun 2001) pasal 36 mengatur bahwa sekurang-kurangnya dana 15 persen dana otsus + 20 persen dari APBD di peruntukan untuk kesehatan dan perbaikan gizi.
Badan pemeriksa keuangan (BPK RI) menemukan penyimpangan dana otonomi khusus rp 4,8 trilyun sejak 2002-2010.Anggota BPK,Rizal Djalil merilis ke media pada 20 april 2011 bahwa ada indikasi korupsi dana otsus di tanah papua.Ironisnya,dugaan penyimpangan dana yang besar itu belum secara serius di tangani secara hukum oleh pihak berwajib.Sampai saat iniu hanya 1 orang pejabat daerah yang di vonis bersalah yaitu Yusak Yaluwo,Bupati boven Diguel,sementara pejabat lainnyabelum di periksa.Penegak hukum jangan percaya gertakan politik dari pejabat negara yang terindikasi menyalahgunakan dana otsus.Rakyat papua juga ingin para koruptor yang merampok hak mereka untuk memperkaya diri juga di hukum setimpal.Hukum harus di tegakan secara adil kepada siapapun.
Kita mendengar peristiwa kematian 95 orang (95 orang menurut masyarakat dan 15 orang menurut pemerintah) dan 535 orang lainnya menderita sakit sejak bulan november sampai Februari 2013 di Distrik Kwor Kabupaten Tambaruw Provinsi papua barat serta 61 orang meninggal di Distrik Samenage Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua.

 
Kelaparan dan kematian di Distri kwor
 
Kabupaten Tambrauw adalah salah satu kabupaten di Propinsi papua barat,Dasar hukum pembentukan kabupaten ini adalah undang-undang Republik Indonesia Tahun 2008 nomor 56 dengan perubahan pasal 3 ayat (1) sesuai keputusan mahkamah konstitusi RI nomor 127/PUU-VII/2009,tanggal 25 januari 2009.Kabupaten ini di resmikan oleh menteri dalm negri Indonesia Mardianto pada 29 oktober 2008 dengan menunjuk mesane paa sebagai pejabat bupati sementara pada tanggal 15 April 2009.
Berdasarkan dari dinas kependudukan dan tenaga kerja kabupaten Tambrauw,jumlah jumlah penduduk kabupaten tambrauw di 7 distrik pada tahun 2011 sebanyak 9.771 jiwa yang terdiri dari 5.309 penduduk laki-laki dan 4.462 penduduk perempuan. Adapun jumlah penduduk terbesar berada di distrik Sausapor yaitu sebanyak 3.431 jiwa,jumlah penduduk terkecil berada di distrik Abun sebesar 714 jiwa.
Dengan jumlah penduduk yang sedikit,seharusnya pemerintah setempat lebih memahami kondisi penduduk nyadan lebih dapat membuat program yang sesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat sesuai dengan anggaran yang tersedia.Tapi kenyataannya.pihak pemerintah kabupaten justru mengetahui kelaparan di wilayahnya melalui media.dan respon pertama khas pejabat adalah membantah berita itu,bahkan mengancam membawa ke jalur hukum para aktivis LSM yang mengadukan persoalan tersebut.
Dalam soal anggaran,Kabupaten Tambrauw mengalami peningkatan 100 persen.berdasarkan data dari Departemen Keuangan Tahun 2011,pada kurun 2010 sampai 2011 pendapatan daerah kabupatenTambrauw mengalami peningkatan 100 % lebih. Pada tahun 2010 APBD kabupaten Tambrauw mencapai rp 142.84 milyar,dan pada tahun 2011meningkat menjadi rp 360,59 milyar. Belanja daerah kabupaten Tambrauw kurun 2010-2011 juga mengalami peningkatan.pada tahun 2010,belanja daerah kabupaten tambrouw mencapi 142,81 milyar dan pada tahun 2011 meningkat menjadi rp 386,61 milyar.
Namun peningkatan dana yang hampir 100% ini seperti mayoritas di habis untuk belanja pegawai,bukanunutk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Jadi agak mengherankan dan tak masuk akal bila anggaran yang meningkat justru mengakibatkan kesejahteraan rakyat menurun,apalagi sampai mengalami masalah kurang gizi, kelaparanhingga kematian.karenaitu wajar bila ada penyitaan skeptis bahwa pemekaran wilayah di paua di lakukan bukan untuk mendekatkan pelayanan negara pada publik untuk memenuhi hak-hak dasarnya,tapi lebih kepada kepetingan politik unutk memperoleh jabatan dan mamfaatkan anggaran.
Dengan APBD yang emningkat 100% dan jumlah penduduk yang sedikit,sekitar 95 warga mengalami kematian dan ratusan warga lainnya sakit di Distrik Kwor Kabupaten Tambrouw karena kekurangan gizi dan gatal-gatal.di distrik Kwor terdapat 8 kampungdan di diami2.250 jiwa.menurut tokoh gereja setempat,peristiwa kematian dan sakit gatal-gatal ini sudah lama di laporkan kepada petugas kesehatan yang berkunjung di puskesmas pembantu (pustu) tetapi belum ada respon balik dari pemerintah setempat.
Menurut Karon aktivis kemanusian di Kwor,fasilitas kesehatan sangat minim.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong,pada tahun 2010 terdapat 4 buah puskesmas di kabupaten Tambrouw yang terbesar di distrik Fef,Syujak,Abun dan,Sausapor.Adapun tenaga medis yang terdapat pada kabupaten Tambruw sebanyak 21 orang yang terdiri dari dokter dan perawat.Di kampung Kwor sendiri hanya ada sebuah puskesmas pembantu.kondisinya memprihantinkan karena tidak ada obat-obatan dan tenaga kesehatan yang jarang berada di tempat.hak masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan di abaikan.

sumber :NAPAS

»»  baca selanjutnya...

onma

bagaimana dengan blog saya menurut anda

( Translate ) Sodara mau terjemahkan tulisan pake bahasa apa silahkan